alert("WELCOME TO elfa Fajri's BLOG");

Selasa, 28 Juni 2011

PENERAPAN NANOTECHNOLOGY DALAM BIDANG FORMULASI SEDIAAN OBAT (Nano-Curcumin)

PENERAPAN NANOTECHNOLOGY  DALAM BIDANG FORMULASI SEDIAAN OBAT (Nano-Curcumin)

Bahan

·         Senyawa Kurkumin
·         FAS, APS, TEMED
·         A co-polymer N-isopropylacrylamide (NIPAAM)
·         N-vinyl-2-pyrrolidone (VP)
·         Poly (ethyleneglycol) monoacrylate (PEG-A)
·         Hexane
·         n-hexane
·         ammonium persulphate
·         gas nitrogen
·         Ferrous ammonium sulfat
·         Air
·         bubuk lyophilized
·         khloroform
·         N'-Methylene bis acrylamide


Prosedur kerja
Ø  Persiapan Pembuatan Polimer Nanopartikel
Perlakuan pertama NIPAAM, VP dan PEG-A disintesis dari radikal bebas dengan polimerisasi. NIPAAM sebelumnya telah direkristalisasi menggunakan hexane, VP didistilasi terlebih dahulu sedangkan PEG-A dicuci dengan n-hexane 3 kali untuk menghilangkan inhibitor. Polimerisasi dilakukan dengan menggunakan ammonium persulphate sebagai inisiator dalam gas nitrogen. Untuk mengaktifkan reaksi polimerisasi ditambahkan ferrous ammonium sulfat dan juga untuk memastikan polimerisasi lengkap dari monomer. Dalam sebuah percobaan khas protokol, 90 mg NIPAAM, 5 μ l didistilasi setelah itu VP, dan 500 μ l PEG-A (1% w / v) ditambahkan pada 10 ml air. Untuk menghubungkan antar rantai polimer, 30 μ l N, N'-Methylene bis acrylamide (MBA, Sigma, 0,049 g / ml) telah ditambahkan ke Aqueous solusi dari monomers. Larut oksigen yang dikeluarkan lewat gas nitrogen selama 30 menit. Setelah itu, dari 20 μ l FAS (0,5% w / v), 30 μ l dari APS dan 20 μ l dari TEMED telah ditambahkan untuk memulai reaksi polimerisasi. Polymerization yang dilakukan pada 30°C selama 24 jam dalam suasana N 2.
Selesai polimerisasi total aqueous solusi dari polimer dianalisis menggunakan Spectrapore selaput dialysis tas untuk menghapus semua sisa monomer. Dialyzed solusi yang kemudian lyophilized segera untuk mendapatkan bubuk kering untuk kemudian digunakan, yang dengan mudah kembali dispersible Aqueous di media. Hasil yang telah dibuat dr polimer nanoparticles biasanya lebih dari 90% dengan protokol tadi.
Ø  Pembuatan Curcumin
Curcumin dibuat dari polimer nanoparticles yang telah dibuat dengan menggunakan metode pasca polymerization. Dalam proses ini, obat dibuyarkan setelah co-polymer formasi telah terjadi. Fisik entrapment dari curcumin dalam NIPAAM / VP / PEG-A dibuat dari polimer nanoparticles dilakukan sebagai berikut: 100 mg dari bubuk lyophilized telah buyar dalam 10 ml distilled air dan diaduk kembali untuk membentuk micelles. Curcumin bebas dibubarkan di khloroform (CHCl 3; 10 mg / ml) dan obat solusi CHCl3 telah ditambahkan ke solusi yang dibuat dari polimer dengan perlahan dan konstan vortexing ringan sonication. Curcumin yang diambil langsung ke dalam inti hydrophobic oleh nanoparticles fisik entrapment. Obat-load nanoparticles kemudian lyophilized kering bubuk untuk kemudian digunakan.

Implementasi
Nanomedicine adalah salah satu penerapan nanotechnology. Pendekatan bidang ini didasarkan pada penggunaan nanomaterial bidang pengobatan sebagai nanoelektronik biosensor dan sebagai aplikasi dari molekular nanoteknologi.
Ini merupakan sistem penghantaran obat dengan pengembangan partikel dalam skala nano, sehingga mampu meningkatkan bioavailabilitas dari obat. Bioavailabilatas mengacu kepada keberadaan molekul obat dalam tubuh dan hubungannya dengan nanotech diharapkan mampu untuk melakukan hal yang lebih baik. Sistem penghantaran obat dengan nanotech lebih mengacu pada upaya memaksimalkan bioavailabilitas diantara reseptor spesifik dalam jangka waktu tertentu. Hal ini akan dicapai oleh target molekul dengan perangkat nanoengineered. Metode baru dalan nanoengineered adalah pegembangan material untuk perangkat ultrasonik dan MRI yang labih baik. Materi yang dikembangkan mungkin lebih efektif dalam mengobati penyakit seperti kanker.
Curcumin mempunyai aplikasi klinis sudah cukup luas dan dikenal manjur sebagai bahan antikanker dan penyakit lainnya, curcumin memilki sifat yang terbatas dari segi kelarutan, dan akibatnya memilki bioavailabiltas sistemik yang minim. Nanopartikel berbasis sistem penghantaran obat memiliki potensi pendekatan untuk memecahkan sifat hydrophobik dari curcumin menjadi sebuah nano partikel yang dapat didispersikan kedalam media yang berupa cairan.

Kesimpulan
Nanocurcumin memberikan kesempatan dalam penggunaannya secara luas dalam bidang pengobatan terkhusus bagi jenis obat dalam bentuk nanopartikulat mikrodispersi yang pada masa akan datang nanocurcumin dapat digunakan dalan uji praklinik secara in vivo pada beberapa model sel kanker ataupun penyakit lain sehingga menambah data mengenai khasiat curcumin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar