alert("WELCOME TO elfa Fajri's BLOG");

Minggu, 19 Juni 2011

MAKALAH PRAKTIKUM BIOKIMIA



I.            JUDUL
Hidrolisis Kasein

II.            TUJUAN
Mahasiwa dapat melakukan hidrolisis kasein secara kimiawi

III.            DASAR TEORI
Susu terdiri dari tiga komponen utama: air, lemak, dan protein. Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis, yakni kasein dan whey. Ciri dari protein adalah terdapatnya unsur N pada rantainya, tidak seperti lemak dan karbohidrat yang hanya terdiri dari unsur C, H, dan O.Protein merupakan senyawa yang sangat kompleks,terdiri dari 80% kasein dan 20% whey.Kasein termasuk jenus phospoprotein,terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan peptida.
Kasein yang merupakan partikel yang besar dan senyawa yang kompleks tersebut dinamakan juga kasein misel (casein micell). Kasein misel tersebut besarnya tidak seragam, berkisar antara 30 – 300 mµ. Kasein juga mengandung sulfur (S) yang terdapat pada metionin (0,69%) dan sistin (0,09%). Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang khas. Selanjutnya Buda dkk. (1980) menjelaskan, bahwa kasein dapat
diendapkan oleh asam, enzim rennet dan alkohol. Oleh karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikrobia.
Kasein (dari bahasa Latin caseus, "keju") adalah nama untuk sebuah unit yang terkait phosphoprotein (αS1, αS2, β, κ). Protein ini biasanya ditemukan dalam susu mamalia, sebanyak 80% dari protein pada sapi susu dan antara 60% dan 65% dari protein dalam air susu manusia. Kasein memiliki berbagai macam kegunaan, dari menjadi komponen utama keju, untuk digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Sebagai sumber makanan, pasokan kasein esensial asam amino serta beberapa karbohidrat dan unsur-unsur anorganik kalsium dan fosfor .
Hidrolisa kasein dari susu dapat dilakukan secara kimiawi., baik menggunakan basa, asam, maupun enzim secara sempurna, maka terjadi asam-asam amino. Hidrolisis dengan asam (HCl atau H2SO4) dilakukan pada suhu tinggi (1000C atau lebih). Hidrolisis dengan asam memgakibatkan rusaknya triptofan, serta serin dan treonin dapat mengalami kerusakan apabila pemanasannya terlalu lama.
Pengendapan kasei oleh lemak tidak disertai hidrolisis sebagian besar lemaknya tadi di dalam susu. Zat cair yang ketinggalan di dalamnya disebut wei. Di dalam wei terdapat semua laktalbumin, semua latosa dan sebagian lagi garam yang tadinya ada di dalam air susu.
Kasein mudah larut dalam garam-garam encer dari air maupun basa encer. Tapi tidak larut damlam HCl dan Ca(OH)2.

IV.            ALAT DAN BAHAN
A.    ALAT
NO.
NAMA ALAT
GAMBAR
JUMLAH
1
Labu Erlenmeyer
http://w11.itrademarket.com/pdimage/50/1097150_erlnm1.gif
1
2
Kaca arloji
1
3
Timbangan
1
4
Gelas beker
2
5
Gelas ukur
1
6
Pengaduk
1
7
Pipet tetes
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhixbzrNPSUne25QABHc0Jg6fQkhYoLvHm8K7NDLrVGjl3xMLePDSkRhyzvJu6EDgFhefBEwea0vN1zbE83WtNXv5t-WT0EDQayarjoNqvG1o0eaD8_J8Js4PUrd8lsBRXsq5tpg7XWMrWM/s1600/Pipet+Tetes.jpg
2

B.     BAHAN
NO
NAMA BAHAN
JUMLAH
1
Kasein
Secukupnya
2
Reagen benedict
5 ml
3
Glukosa
4 tetes
4
NaCl 10 %
secukupnya
5
Na2CO3 0.5 %
Secukupnya
6
NaOH 0.1N
Secukupnya
7
Larutan Urea 10%
1ml
8
Pereaksi molibdat
1ml
9
FeSO4
1ml
10
BaCl 2%
Secukupnya
11
HNO3
2 tetes
12
Ammonium Hidroksida
Secukupnya
13
CH3COOH
Secukupnya
14
Ca(OH)2
Secukupnya
14
Reagen Biuret
Secukupnya
15
Reagen Millon
Secukupnya
16
H2SO4
Secukupnya
17
HCl 0.2%
Secukupnya

V.            DATA PENGAMATAN
NO
PERLAKUAN
PENGAMATAN
1.
Menunjukkan Adanya Laktalbumin
a.    Filtrat kasein diasamkan dengan larutan CH3COOH sampai pH = 5,4,…                                              (a)
b.   Larutan (a) dipanaskan di atas permukaan air


·      Terbentuk larutan yang keruh
·      Terbentuk endapan putih (timbul koagulan)
2.
Menunjukkan adanya Laktosa dengan Uji Benedict
a.    Reagen Benedict ditambah glukosa kemudian dipanaskan
b.   Reagen Benedict ditambah filtrate kasein dari percobaan laktalbumin

·      Warna biru berubah menjadi hijau
·      Warna biru berubah menjadi hijau
3.
Daya Larut Kasein
a.    Filtrate kasein ditambah NaCl 10%

b.   Filtrate kasein ditambah Na2CO3 0.5%
c.    Filtrate kasein ditambah NaOH 0.1N

d.   Filtrate kasein ditambah HCl 0.2%

e.    Filtrate kasein ditambah Ca(OH)2 jenuh

·      Tidak larut, warna larutan menjadi bening
·      Tidak larut dalam Na2CO3
·      Kasein sedikit  larut dalam NaOH  larutannya keruh
·      Kasein tidak larut dalam HCl dan larutannya bening
·      Kasein sedikit larut dalam Ca(OH)2 jenuh dan larutannya sedikit jenuh
4.
Test Asam Amino terhadap Kasein
a.    Test Biuret
Kasein ditambah reagen biuret

b.   Test Millon
Kasein ditambah reagen millon


c.    Test Xantoprotein
·      1 ml larutan kasein ditambah 2 tetes HNO3 pekat………………………… (a)
·      Larutan (a) dipanaskan……………… (b)


·      Larutan (b) didinginkan…………….. (c)

·      Larutan (c) ditambah Ammonium Hidroksida berlebih

d.   Test Hopkins Cole
Larutan kasein ditambah reagen Hopkins Cole dan ditambah H2SO4


·      Terbentuk warna ungu dan tidak ada endapan

·      Terdapat endapan warna abu-abu pekat dan larutannya berwarna abu-abu pekat

·      Terbentuk larutan keruh dan terdapat endapan putih
·      Lartan bening namun endapannya masih ada dan berwarna putih
·      Terbentuk larutan keruh dan terdapat endapan putih
·      Terbentuk larutan keruh dan terdapat endapan putih


·      Terbentuk larutan keruh dan terdapat endapan putih
5.
Test Fosfat terhadap Kasein
a.    1 ml larutan kasein ditambah 1 ml larutan urea 10%...................................................(a)
b.   Larutan (a) ditambah pereaksi molibdat...(b)
c.    Larutan (b) ditambah FeSO4

·      Warna putih keruh

·      Warna kebiruan
·      Warna biru bertambah nyata
6.
Test Sulfat terhadap Kasein
Kasein ditambah HCl dan BaCl2 2%

·      Ada endapan putih, pH = 6

VI.            ANALISA DATA
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa yang terkandung dalam kasein susu antara lain laktalbumin, laktosa, asam amino, fosfat, sulfat serta karakterisasi kasein itu sendiri.
Adapun perlakuan-perlakuan terhadap kasein adalah sebagai berikut:
1.      Menunjukkan adanya Laktalbumin
            Zat yang diuji kandungan laktalbuminnya dibuat dari filtrate isolasi kasein. Filtrat tersebut kemudian diasamkan dengan menambahkan CH3COOH hingga pH-nya menjadi 5.4. pada proses penambahan CH3COOH ke filtrate kasein dimana filtrate kasein menjadi keruh. Selanjutnya larutan tersebut dipanaskan di atas penangas air dan diperoleh endapan putih (koagulan). Adanya endapan putih ini menunujkkan adanya laktalbumin di dalam filtrate kasein tersebut. Kemudian larutan disaring dan filtrate yang diperoleh digunakan untuk perlakuan selanjutnya.

2.      Menunjukkan adanya Laktosa
Filtrat dari uji laktalbumindiuji dengan menggunakan reagent benedict dan larutan glukosa yang diuji dengan reagen benedict sebagai pembanding. Kedua macam larutan ini dipanaskan. Setelah proses pemanasan, larutan yang semula berwarna biru berubah menjadi hijau. Warna hijau menunjukkan adanya laktosa pada filtrate dan glukosa.

3.      Daya Larut Kasein
Tujuan perlakuan ini adalah untuk mengetahui daya larut kasein dalam beberapa larutan yaitu NaCl 10%, Na2CO3 0.5%, NaOH 1N, HCl 0.2% dan Ca(OH)2 jenuh. Setelah dilakukan pengujian diketahui bahwa kasein tidak larut dalam NaCl 10% dan menghasilkan larutan yang bening. Kasein juga tidak larut dalam Na2CO3 0.5%. Akan tetapi kasein, sedikit larut dalam NaOH 1N. selanjutnya untuk kasein ditambah HCl 0.2%, kasein tidak dapat larut dan larutannya bening. Sedangkan untuk Ca(OH)2 jenuh, kasein sedikit larutke dalamnya dan larutannya pun juga sedikit keruh. Jadi pelarutyang baik untuk kasein adalah NaOH karena mempunyai daya larut yang cukup besar diantara pelarut lainnya.

4.      Test Asam Amino terhadap Kasein
·         REAGEN BIURET
Larutan kasein ditambah dengan reagen biuret, terbentuk larutan warna ungu dan tidak ada endapannya. Larutan berwarna ungu menunjukkan bahwa kasein mengandung ikatan peptida sehingga menunjukkan hasil yang positif terhadap reagen biuret. Ikatan peptida dari kasein dapat dilihat dari rumus kimianya :

Reaksi yang terjadi:
·         REAGEN MILLON
Menambahkan reagen millon ke dalam kasein. Hasilnya adalah larutan berwarna abu-abu pekat dan endapannya pun berwarna abu-abu pekat. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa kasein mengandung asam amino dengan gugus fenol yaitu kirosin.
Reaksi yang terjadi:
·         REAGEN XANTHOPROTEIN
Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya asam amino dengan senyawa aromatis. Uji positif terhadap xanthoprotein ditunjukkan dengan terbentuknya koagulan. Perlakuan pada percobaan ini adalah larutan kasein ditambahkan asam nitrat pekat dan diperoleh hasil larutan keruh dan terdapat endapan putih. Kemudian larutan tersebut dipanaskan. Dihasilkan larutan bening, terdapat pula endapan putih. Selanjutnya larutan ini didinginkan, diperoleh larutan keruh dan endapan putih. Lalu pada larutan tersebut ditambahkan amonium hidroksida berlebih, dihasilkan endapan putih dan larutannya keruh. Dimungkinkan dengan hasil yang diperoleh, terdapat gugus asam amino dengan gugus senyawa aromatis di dalam kasein tersebut.
·         REAGEN HOPKINS COLE
Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya asam amino dengan gugus induk dari larutan kasein. Uji positif ini ditunjukkan dengan terbentuknya cincin ungu pada batas antara H2SO4 dengan kasein. Dari hasil percobaan, larutan menjadi putih keruh (keruh sekali) dan ada endapan warna putih. Di dalam larutan ini tidak terdapat cincin ungu. Hal ini menunjukkan bahwa kasein tidak mengandung gugus induk.
5.      Tes fosfat terhadap kasein
               Selain mengandung protein dan asam amino, kasein juga mengandung beberapa senyawa lain misalnya fosfat dan sulfat. Penyelidikan adanya fosfat dalam kasein dilakukan dengan menambahkan larutan urea 10%, dihasilkan larutan berwarna putih keruh. Selanjutnya ditambahkan molibdat dihasilkan larutan berwarna kebiruan. Perlakuan terakhir adalah penambahan FeSO4 yang membuat larutan berwarna biru nyata. Hal ini menunjukkan bahwa kasein mengandung senyawa fosfat dalam bentuk ortofosfat (PO43-).
6.      Tes Sulfat terhadap Kasein
                 Untuk tes sulfat terhadap larutan kasein dengan mengasamkan dengan HCl untuk membentuk suasana asam agar dapat dideteksi keberadaan sulfat dalam kasein. Hal ini dikarenakan pada suasana asam, senyawa karbonat, sulfit dan fosfat tidak terendapkan sehingga diketahui adanya reagen BaCl2 dalam bentuk BaSO4. Pada percobaan, larutan menjadi keruh dan terdapat endapan putih yang dikarenakan adanya endapan BaSO4. Itu tandanya kasein mengandung sulfat.
Reaksi:
Ba2+  + SO42-  à BaSO4 (s) ppt putih

VII.            KESIMPULAN
1.      Kasein mengandung  beberapa senyawa antara lain laktalbumin dan laktosa
2.      Kasein tidak larut dalam NaCl, Na2CO3 dan HCl, namun larut dalam Ca(OH)2 dan paling larut dalam NaOH
3.      Macam-macam uji terhadap asam amino adalah sebagai berikut:
a.       Uji biuret (positif), kasein mengandung ikatan peptida
b.      Uji millon (positif), kasein mengandung gugus fenol
c.       Uji xanthoprotein (positif), kasein mengandung asam amino dengan gugus aromatik
d.      Uji hopkins cole (negatif), kasein tidak mengandung asam amino dengan gugus indol
4.      Tes fosfat terhadap kasein adalah positif, sehingga kasein mengandung fosfat dalam bentuk ortofosfat
5.      Tes sulfat terhadap kasein adalah positif, sehingga kasein mengandung sulfat


VIII.            DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Dwi Setiawan dan Sutarno.1999. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surakarta: UNS Press Aisyah.1993.Biokimia. Jakarta:Erlangga
Ana Pudjiati.1999. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
Fessenden dan Fessenden.1999.Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Sri Retno Dwi Ariani dan Sri Mulyani.2011. Petunjuk Praktikum Biokimia.Surakarta: UNS Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar