I. JUDUL : Isolasi Amilum Dari Ubi Kayu Dan Hidrolisisnya
II. TUJUAN:
· Mengisolasi Amilum dari Ubi Kayu
· Menguji Kualitatif Hasil Hidrolisis Amilum Hasil Isolasi
III. DASAR TEORI
Pati atau amilum adalah karbohidrat yang terdiri dari sejumlah besar glukosa unit bergabung bersama oleh obligasi glikosidik . Ini polisakarida diproduksi oleh semua hijau tanaman sebagai menyimpan energi. Ini adalah karbohidrat paling penting andalam diet manusia dan terkandung di dalam seperti makanan pokok seperti kentang , gandum , jagung (jagung), padi , dan ubi kayu .
Amilum merupakan suatu biopolymer dengan unit pembentuknya adalah glukosa dengan jalan penggabungan molekul-molekul glukosa membentuk rantai lurus atau bercabang dengan melepask molekul air.Reaksi sederhana adalah sebagai berikut:
Biji-bijian serta umbi-umbian umumnya mengandung karbohidrat yang berfungsi sebagai simpanan energi karbohidrat disimpan dalam bentuk polisakarida seperti pati. Hidrolisis polisakarida dapat menggunakan katalis asam terjadi pemotongan ikatan glikosida secara acak, dengan membentuk macam-macam oligosakarida dan akhirnya dikonversi menjadi glukosa dengan katalis enzim terjadi pemotongan ikatan glikosida secara teratur sesuai dengan enzim yang digunakan .
Di alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut fotosintesis dan glukosa yang terbentuk terus digunakan untuk membentuk selulosa dan amilum.Amilum atau pati adalah polisakarida dengan satuan pembentuknya adalah D-glukosa Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Pada hidrolisis parsial amilum akan terpecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil yang disebut dekstrin. Selanjutnya dekstrin dapat dihidrolisis lagi sampai menghasilkan maltosa.
Amilum atau pati adalah polisakarida penyimpan pada tanaman .Molekul pati dapat dapat dihidrolisis pada tingkat cukup tinggi karena memiliki gugus hidrolisis yang terbuka.Ada dua jenis amilum yaitu amilosa (20%-28%) dan amilopektin (80%-72%)
· Amilosa
Amilosa terdiri atas 250-300 unit.D-Glukosa yang terikat dengan ikatan 2-1, 4-glikosidik.Strukturnya panjang dan tidak bercabang. Berat molekul amilosa lebih kecil dari berat molekul amilopektin. Amilosa tidak larut dalam air dingin dan membentuk koloid dalam air panas, amilosa akan bereaksi dengan larutan iodium membentuk warna biru
· Amilopektin
Berat molekul amilopektin lebih dan 100 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan α-1,4-glikosidik sebagian lain dengan ikatan α-1,6-glikosidik. Adanya ikatan α-1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang amilopektin tidak larut dalam air dingin dan membentuk koloid dalam air panas. Amilopektin akan bereaksi dengan larutan iodium membentuk warna ungu atau merah lembayung.
IV. ALAT DAN BAHAN
No | Nama Alat | Gambar | Jumlah |
1 | Tabung Reaksi | | 6 |
2 | Rak tabung reaksi | | 1 |
3 | Pipet tetes | | 4 |
4 | Penangas | | 1 |
5 | Kompor listrik | | 1 |
6 | Penjepit | | 1 |
7 | Gelas Beker | | 2 |
8 | Gelas ukur | | 1 |
9 | Kertas saring | | Secukupnya |
10 | Blender | | 1 |
11 | Kaca arloji | | 1 |
12 | Timbangan | | 1 |
No | Nama Bahan | Jumlah |
1 | Ubi Kayu | 100 gram |
2 | Aquades | secukupnya |
3 | Alkohol 95% | 50 ml |
4 | Pereaksi Iodin | secukupnya |
5 | Pereaksi fehling | 5 ml |
6 | Glukosa | 8 ml |
7 | Pereaksi molisch | 12 ml |
8 | H2SO4 pekat | 20 ml |
9 | Fruktosa | 8 ml |
10 | Hidrolisa pati | 8 ml |
11 | Asam prikat jenuh | 4 ml |
12 | Na2CO3 | 2 ml |
13 | Saliwanof | 12 ml |
14 | Barfoed | 12 ml |
15 | Suspensi ragi | 5 ml |
16 | Larutan buffer Posphat | 5 ml |
17 | NaOH 8 N | Secukupnya |
18 | HCl pekat | 10 ml |
V. DATA PENGAMATAN
No | Perlakuan | Pengamatan |
1 | · 100 gram parutan ubi kayu + 200 ml aquades, diblender, disaring | · Larutan singkong kental bewarna putih · Residu putih filtrat keruh |
| · Filtrat + 200 ml aquades, kocok, didiamkan sampai mengendap, didekantasi | · Semakin encer , terbentuk endapan lengket |
| · Endapan + 200 ml aquades kocok sampai mengendap, didekantasi | · Semakin encer, endapan lengket |
| · Endapan(pati) + 50 ml alkohol 95 %, disaring, dikeringkan | · Larut, larutan putih susu, endapan putih, filtrate bening |
| · 2 tetes larutan pati 1% + 2 tetes pereaksi Iodin | · Dari putih keruh menjadi biru pekat |
| · 5 tetes larutan pati 1% + perekasi fehling 2 menit + 5 tetes dan seterusnya sampai 10 menit | · Dari putih pekat menit ke-1 biru, menit berikutnya semakin biru pekat |
2 | Hidrolisa | |
A | Test Molisch · Glukosa + 2 tetes molish + H2SO4 pekat | · Jernih · Coklat keunguan |
| · Fruktosa + 2 tetes molish + H2SO4 pekat | · Orange · Biru keunguan |
| · Hidrolisa pati + 2 tetes molish + H2SO4 pekat | · Agak kuning · Ungu |
| · Larutan pati 1% + 2 tetes molish + H2SO4 pekat | · Jernih · Ungu |
B | Test Pikrat · Glukosa + 1 ml pikrat + 0,5 ml Na2CO3 | · Larutan kuning · Larutan orange |
| · Fruktosa + 1 ml pikrat + 0,5 ml Na2CO3 | · Larutan kuning · Larutan orange |
| · Hidrolisa pati + 1 ml pikrat + 0,5 ml Na2CO3 | · Larutan kuning · Larutan orange |
| · Larutan pati 1% + 1 ml pikrat + 0,5 ml Na2CO3 | · Larutan kuning · Larutan tetap kuning |
C | Uji Saliwanof · 3 tetes glukosa + 3 ml saliwanof dipanaskan | · Kuning jernih agak coklat · Tetap |
| · 3 tetes fruktosa + 3 ml saliwanof dipanaskan | · Larutan kuning jernih · tetap |
| · 3 tetes hidrolisa pati + 3 ml saliwanof, dipanaskan | · Larutan kuning jernih · Tetap |
| · 3 tetes larutan pati 1% + 3 ml saliwanof, dipanaskan | · Larutan kuning jernih · Tetap |
D | Uji Barfoed · 1 ml glukosa + 3 ml barfoed, dipanaskan | · Larutan bening · Tetap bening |
| · 1 ml fruktosa + 3 ml barfoed, dipanaskan | · Larutan bening · Tetap bening |
| · 1 ml hidrolisa + 3 ml barfoed, dipanaskan | · Larutan jernih · Tetap jernih |
| · 1 ml larutan pati 1 % + 3 ml barfoed, dipanaskan | · Larutan jernih · Tetap jernih |
E | Reaksi peragian · 5 ml larutan suspense 20 % ragi roti+ 5 ml hidrolisa pati + 5 ml larutan buffer phospat (6; 6,6;8) dibiarkan 1 jam | · Buffer 6= timbul gelembung · Buffer 6,6= timbul gelembung · Buffer 8= timbul gelembung |
| · Mengulangi untuk larutan pati | · Larutan putih keruh lama kelamaan menjadi bening, semua tidak timbul gelembung |
VI. PEMBAHASAN
1. Isolasi Amilum dari Ubi Kayu
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengisolasi amilum yang terdapat dalam ubi kayu. Langkah pertama adalah dengan menghaluskan singkong dengan parut dan blender, tetapi terlebih dahulu singkong dikupas dan dicuci dan menimbang 100 gram. Pada saat memblender menambahkan 200ml akuades dan diblender selama 30detik dan dilakukan beberapa kali. Hasil yang diperoleh berupa larutan putih. Kemudian menyaringnya dengan kertas saring diperoleh filtrat putih keruh dan residu putih dan lembut. Kemudian residu yang diperoleh di tambah dengan 200 mL air, kemudiaan dikocok terdapat larutan berwarna keruh berwarna putih, larutan semakin encer dan endapan lengket. Kemudian endapan ditambah dengan100 mL alkohol 95% dan larutan tidak berubah warna, endapan putih disaring. Dalam hal ini fungsi alkohol 95% adalah untuk mencuci endapan. Dengan terbentuknya larutan jernih dan endapan putih menunjukkan bahwa amilum dapat diisolasi dari singkong.
2. Hidrolisat pati
Pecobaan selanjutnya adalah menghidrolisa larutan pati/filtrat yang diperoleh dari percobaan I , filtrat ditambah dengan HCl pekat, kemudian didihkan dan dihasilkn pati yang larut dan larutan jernih. Kemudian mengambil dua tetes campuran dan menambahnya pereaksi iodin dan dihassilkan dari putih keruh menjadi biru pekat. Selain iodin, dilakukan uji fehling yaitu dengan menggunakan 5 tetes campuran dan menambah pereaksi fehling dilakukan berulang sampai 10 menit yang dihasilkan dari larutan biru menjadi biru pekat. Hal ini membuktikan bahwa amilum dapat diidentifikasi dengan uji iodin dan uji fehling. Karena amilum merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Uji kualitatif hidrolisis pati
Sisa hidrolisa pati dari percobaan diatas dipanaskan selama 10 menit dan pati akan larut. Setelah itu didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH 8N, Larutan netral ditunjukkan dengan pH 7, selanjutnya melakukan uji kualitatif.
a. Uji Molisch
· Larutan glukosa ditambah 2 tetes molisch mengasilkan larutan yang jernih. Kemudian ditambah H2SO4 pekat larutan menjadi berwarna coklat keunguan. Hal ini menunjukkna bahwa laruta bereaksi positif terhada uji molisch, bahwa glukosa merupakan karbohidrat.(reaksi)
· Fruktosa ditambah dengan molisch menghasilkan larytan berwarna orange. Kemudian ditambah dengan H2SO4 larutan menjadi biru keunguan, merupakan reaksi eksoterm. Hal ini menunjukkan bahwa pada uji molisch beraksi positif dan fruktosa merupakan salah satu karbohidrat.
· Pada larutan hidrolisat pati, setelah diberi reaksi molisch menghasilkan larutan agak kuning dan ditambah larutan H2SO4 pekat larutan menjadi ungu. Hal ini menunjukkan bahwa pada hidrolisat pati positif dengan molisch. Seperti yang sudah diketahui bahwa amilum juga merupakan polisakarida dengan monomer glukosa. Dan bila hidrolisis sempurna dengan larutan sama akan menghasilkan glukosa.
· Pada larutan pati setelah ditambah dengan pereaksi molish lautan jernih dan ditambah H2SO4 pekat menghasilkan larutan ungu. Hal ini menunjukkan raksi positif terhadap molisch.
Pada uji molisch diatas, semua termasuk karbohidrat. Hal tersebut dapat dilihat pada terbentuknya warna ungu pada larutan.
Reaksi yang berlangsung adalah
b. Uji Pikrat
Pada uji ini larutan sampel yang digunakan sama dengan uji molisch. Pada larutan glukosa ditambah dengan asam pikrat dan Na2CO3 1M, warna larutan kuning dan setelah dipanaskan berwarna orange, Reaksi ini menunjukan reaksi negative.
Pada larutan fruktosa menunjukan reaksi negatif terhadap uji pikrat. Hal ini ditandai dengan terbentuknya warna kuning setelah penambahan asam pikrat dan Na2CO3, tetapi setelah pemanasan larutan menjadi orange. Hal ini menunjukkan fruktosa bukan merupakan gula pereduksi. Pada hidrolisat pati menunjukan reaksi negatif terhadap uji pikrat karena warna kuning berubah menjadi orange ketika dipanaskan. Hal ini menunjukkan hidrolissat pati bukan merupakan gula pereduksi. Untuk larutan pati menunjukkan reaksi positif dan hasil larutannya berwarna kuning setelah pemanassan. Larutan pati merupakan gula pereduksi.
c. Uji Saliwanof
Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya gugus keton dalam sampel. Reaksi positif bila reaksi ditunjukan dengan perubahan warna larutan menjadi merah/merah bata. Dari keempat sampel tidak ada yang bereaksi positif. Dalam hal ini suatu karbohidrat merupakan suatu polihidroksi keton sehingga nantinya akan mempunyai gugus keton. Seharusnya fruktosa mempunyai gugus keton sehingga menghasilkan reaksi positif. Mungkin tidak adanya reaksi positif karena kesalahan dalam pencampuran bahan.
d. Uji Barfoed
Uji barfoed dilakukan untuk membedakan antara monosakarida dan polisakarida. Untuk larutan glukosa setelah ditambah dengan pereaksi barfoed dan dilanjutkan dengan pemanasan didapatkan larutan bening. Percobaan ini menunjukkan bahwa glukosa bukan merupakan monosakarida yaitu karbohidrat yang tidak bisa menjadi karbohidart yang lain. Pada waktu dilakukan uji barfoed pada fruktosa, hidrolisat pati dan larutan pati 1% setelah dilakukan pemanasan mengasilkan larutan jernih. Tetapi pada teori menunjukkna bahwa glukosa dan fruktosa itu mengandung monosakarida yang biasanya ditandai dengan endapan merah bata. Ketidaksesuaian hasil praktikum dengan teori kemungkinan kesalahan dalam mencampurkan bahan.
e. Reaksi Peragian
Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan terbentuknya CO2 dalm reaksi peragian. Dari percobaan dengan suspensi ragi roti, yang menghasilkan gelembung pada bufer 6 dan 6,6. Hal tersebut menunjukkan gas CO2. Pada buffer 8 tidak timbul gelembung, hal ini menunjukkan tidak ada gas CO2.
VII. KESIMPULAN
1. Amilum dapat diisolasi dari ubi kayu
2. Pati atau amilum dapat dihidrolisis untuk menghasilkan glukasa menggunakan asam
3. Uji molisch merupakan pereaksi untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan reaksi positif warna ungu, Semua sample merupakan karbohidrat
4. Uji pikrat dilakukan untuk mengetahui sifat gula pereduksi yang ditunjukkan warna kuning, larutan pati merupakan gula pereduksi
5. Uji saliwanof dilakukan untuk mengetahui adanya gugus keton yang ditunjukan dengan warna merah bata/ merah. Dalam percobaan semua menunjukkan hasil negatif, seharusnya fruktosa menghasilkan reaksi positif
6. Uji barfoed dilakukan untuk membedakan monosakarida dan polisakarida. Untuk monosakarida ditunjukan dengan adanya endapan merah bata, dalm percobaan semua tindak mengandung monosakarida, tetapi seharusnya glukosa dan fruktosa mengandung monosakarida.
7. Pada pereaksi peragian, ada hidrolisat pati dengan buffer 6 dan 6,6 menunjukkan daanya CO2, sedangkan pada buffer 8 dan padalarutan pati 1% tidak menunjukkan danya CO2
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anna Pudjiati. 1999.Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Dwi Setiawan. 1999. Praktikum biokimia. Surakarta: UNS Press.
Fessenden. 1999. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Sugiharto. 199. Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Sri retno Dwi A. 2011. Petunjuk praktikum Biokimia. Surakarta: laboratorium P.MIPA Kimia UNS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar