alert("WELCOME TO elfa Fajri's BLOG");

Senin, 20 Juni 2011

AIR LIUR

MAKALAH DISKUSI
PRAKTIKUM BIOKIMIA

I.     JUDUL : AIR LIUR
II.  TUJUAN : Mengidentifikasi air liur secara kualitatif.
III.   DASAR TEORI
Air liur atau ludah bukan sekedar cairan di mulut yang dianggap menjijikkan dan kotor. Ada banyak hal yang dapat diketahui dari air liur. Beberapa orang mungkin menganggap air liur steril atau desinfektan, sehingga percaya bahwa air liur akan lebih cepat menyembuhkan luka. Padahal, mulut adalah sarang kuman dan bakteri. Ada lebih dari 600 jenis bakteri di dalam mulut dan air liur yang dapat menyebabkan infeksi.
Sebagian besar air liur adalah air, tetapi juga mengandung elektrolit, bakteri, virus, jamur, sekresi dari hidung dan paru-paru, sel-sel dari lapisan mulut dan sekitar 500 protein. Tentu saja, isi dari air liur juga tergantung pada apa yang dimasukkan ke dalam mulut, seperti puing-puing makanan. Komponen pasta gigi juga umum ditemukan dalam air liur. Kandungan air liur setiap orang pun berbeda.
Dari air liur, bisa didapatkan sampel dari DNA. Bahkan, meskipun air liur tidak mengandung sel DNA, tetapi sel-sel dari lapisan mulut dapat ditemukan di sampel air liur. Air liur juga merupakan petunjuk lain untuk menungkapkan identitas seseorang. Air liur dapat mengungkapkan apa yang sudah dimakan dan obat-obatan yang mungkin dikonsumsi, seperti kokain, ganja dan barbiturat. Para ilmuwan juga dapat menggunakan sampel air liur untuk menunjukkan berapa banyak obat tertentu dalam tubuh. Para ilmuwan juga ingin dapat menggunakan air liur sebagai alat untuk mendeteksi penyakit, karena jauh lebih mudah, dan dalam banyak kasus lebih aman. Tes HIV merupakan salah satu tes yang mana air liur digunakan sebagai sampel, meskipun tes darah masih merupakan cara standar untuk tes HIV.
Sebagian orang tidak menyadari betapa pentingnya fungsi air liur, yaitu:
  1. Memecah makanan dalam mulut, sehingga dapat dirasakan oleh lidah dan lebih mudah dicerna oleh perut.
  2. Membersihkan makanan dan sel-sel mati dari lapisan mulut
  3. Mengikat makanan menjadi bola sehingga dapat ditelan
  4. Membersihkan makanan dan bakteri dari gigi
  5. Mencegah lapisan mulut kering
  6. Menghancurkan atau mencegah pertumbuhan jamur tertentu
  7. Menetralisir asam dari makanan dan minuman
  8. Membantu menumbuhkan enamel gigi yang rusak, karena kalsium dan kadar fosfor
Goodson memperkirakan rata-rata seseorang memproduksi kurang lebih setengah liter air liur dalam satu hari. Tapi tentu saja jumlah ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
  1. Gen
  2. Waktu (produksi air liur melambat secara drastis di malam hari)
  3. Banyak air yang diminum
  4. Sedang mengunyah permen karet atau menghisap permen keras (keduanya meningkatkan produksi air liur)
  5. Mencium sesuatu yang menarik (juga meningkatkan produksi air liur, itu sebabnya ada istilah ‘lezat’)
  6. Lebih dari 400 obat menyebabkan penurunan produksi air liur
  7. Umur produksi (air liur menurun seiring dengan usia)
  8. Memiliki kondisi atau penyakit yang mempengaruhi produksi air liur, seperti sindrom Sjorgen, atau sedang menjalani terapi radiasi.
Air liur atau saliva sebagian besar diproduksi oleh tiga kelenjar utama yakni kelenjar parotis, kelenjar sublingual dan kelenjar submandibula. Volume air liur yang diproduksi bervariasi yaitu 0,5 – 1,5 liter setiap hari tergantung pada tingkat perangsangannya. Mengutip Guyton & Hall dalam Textbook of Medical Physiology, air liur atau saliva mengandung dua tipe pengeluaran atau sekresi cairan yang utama yakni sekresi serus yang mengandung ptyalin (suatu alfa amylase) yang merupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat dan sekresi mucus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan atau perlindungan permukaan yang sebagian besar dihasilkan oleh kelenjar parotis. Cairan tipe mucus itu disekresikan atau dikeluarkan setiap detik sepanjang waktu kecuali saat tidur yang produksinya lebih sedikit.
Dalam hal pencernaan, air liur berperan dalam membantu pencernaan karbohidrat. Karbohidrat atau tepung sudah mulai dipecah sebaagian kecil dalam mulut oleh enzim ptyalin. Enzim dalam air liur itu memecah tepung (amylum) menjadi disakarida maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya. Misalnya, saat Anda mengunyah nasi yang terasa tawar lama-kelamaan akan terasa manis akibat pecahnya zat tepung menjadi maltosa yang rasanya manis.
Selain dalam pencernaan air liur juga berperan dalam kebersihan mulut. Sekresi saliva terutama tipe mucus penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan rongga mulut. Rongga mulut berisi bakteri atau kuman patogen (merugikan) yang dengan mudah merusak jaringan dan menimbulkan karies gigi (gigi berlubang). Air liur juga mencegah kerusakan dengan beberapa cara. Pertama, aliran air liur itu sendiri membantu membuang bakteri atau kuman patogen juga pertikel makanan yang memberi dukungan nutrisi metabolik bagi bakteri itu sendiri. Kedua, air liur mengandung beberapa faktor yang menghancurkan bakteri salah satunya adalah ion tiosianat dan beberapa cairan proteolitik terutama lisosim yang menghancurkan bakteri,membantu ion tiosianat membunuh bakteri,mencerna partikel makanan dan air liur mengandung antibody protein yang menghancurkan bakteri.
Selain berfungsi untuk kesehatan dalam tubuh, air liur juga diyakini dapat memberikan manfaat bagi luar tubuh. Sejak zaman dahalu, secara naluri ketika ada jari-jari Anda yang terluka akibat tergores pisau,Anda akan mengisap luka tersebut dengan mulut. Hewan pun demikian. Misalnya kucing, monyet, dan anjing, biasa membasuh tubuh dengan air liurnya ketika luka.
Sementara itu, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Jepang pada tahun 2001 seperti yang dikutip dari cbn.com, air ludah mengandung 40 sampai 50 protein. Tiap protein punya fungsi yang berbeda-beda. Satu protein untuk menangkal debu, sinar, dan bahan kimia. Dari 50 protein itu di dalamnya ada 3 protein yang khusus untuk mikroorganisme. Atas khasiat itulah, diyakini air liurnya bisa bermanfaat bagi gangguan mata, seperti katarak, rabun jauh dan dekat, atau gangguan mata karena cedera seperti terbentur, terkena benda tumpul maupun benda tajam. (berbagai sumber/cr2/ri)
IV.   ALAT DAN BAHAN
ALAT
No
Nama Alat
Gambar
Jumlah
1
Pipet tetes
2 buah
2
Erlenmeyer
1 buah
3
Tabung reaksi
4 buah
4
Gelas beker
1 buah
5
Gelas ukur
1 buah
6
Penjepit kayu
1 buah
7
Termometer
1 buah
8
Penangas air
1 buah
9
Plat tetes
1 buah
10
Kompor listrik
1 buah
11
Indikator universal
secukupnya
12
Pengaduk kaca
1 buah
13
Rak tabung reaksi
1 buah
14
Stopwatch
1 buah
BAHAN
No
Nama bahan
Jumlah
1
Air liur
Secukupnya
2
Reagen biuret
Secukupnya
3
Reagen millon
Secukupnya
4
Reagen molisch
Secukupnya
5
Larutan CH3COOH
Secukupnya
6
Larutan HCl
Secukupnya
7
Larutan BaCl2
Secukupnya
8
Reagen molibdat
Secukupnya
9
Larutan FeSO4
Secukupnya
10
Kertas saring
Secukupnya
11
Larutan pati 1%
Secukupnya
12
Larutan HCl 0,4% pH=1
Secukupnya
13
Aquades
Secukupnya
14
Reagen benedict
Secukupnya
15
Larutan Na2CO3 1% pH=9
Secukupnya
16
Larutan H2SO4
Secukupnya
17
Larutan urea
Secukupnya
18
Larutan iodin
Secukupnya

V.      DATA PENGAMATAN
No
Perlakuan
Pengamatan
1
50 ml air liur tidak disaring
a.     Uji dengan lakmus/ indikator universal
b.     -  Tes Molisch

- Tes biuret
- Tes Millon

pH = 8

Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas orange dan lapisan bawah keruh
Larutan Ungu
Larutan keruh, ada endapan
2
Uji air liur yang disaring.
a.    2 ml air liur + 1 tetes asam sulfat.
b.    Tes Sulfat
-      Air liur + HCl
-      + BaCl2
c.    Tes Phospat
-      Air liur + 1 ml larutan urea
-      + 1 ml molibdat
-      + FeSO4

Putih keruh

Larutan jernih
Larutan agak keruh

Larutan jernih
Larutan agak kuning
Lama kelamaan larutan biru
3
Hidrolisis pati oleh air liur
-   2 ml air liur + 10 ml larutan pati 1% (diaduk dan dipanaskan)
-   Setelah 1 menit dipanaskan kemudian + iodin
-   Setiap 1 menit air liur diteteskan pada iodin sampai coklat hilang

Sedikit mengental

Larutan coklat lebih mengental

6 tetes pada menit ke 3 warna iodin hilang
4
Pengaruh pH
a.    - 2 ml HCl pH 1 + pati + air liur
- Dipanaskan
- Tes iodin

- Tes benedict


b.    - 2 ml asam laktat + pati + air liur
- Dipanaskan
- Tes iodin
- Tes benedict

c.    – 2 ml air suling + pati + air liur

- Dipanaskan
- Tes iodin
- Tes benedict



d.   – 2 ml Na2CO3 + pati+air liur

- Dipanaskan
- Tes iodin
- Tes Benedict

Larutan jernih dan endapan putih diatas.
Tetap
Larutan kuning jernih dan endapan masih.
Larutan biru.


Larutan putih keruh
Tetap
Warna kuning jernih, endapan kuning
Larutan biru dan endapan sedikit larut

Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas air dan lapisan bawah air liur.
Tetap
Larutan jernih dan endapan larut
Terbentuk 2 lapisan , larutan atas berwarna biru muda dan lapisan bawah biru tua.

Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas kekuningan dan lapisan bawah keruh.
Tetap
Larutan biru jernih dan endapan hilang
Larutan berwarna biru jernih.

VI.   PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat / mengidentifikasi air liur secara kualitatif. Dalam percobaan ini akan diketahui sifat dan susunan air liur serta mengetahui hasil hidrolisis pati oleh air liur. Identifikasi yang dilakukan adalah :
1.      Uji  terhadap air liur yang tidak disaring
Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji pH air liur dengan indikator universal dan ternyata air liur pada percobaan ini mempunyai pH 8. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa air liur seharusnya memiliki pH lebih dari 7 karena bersifat basa. Hal ini karena air liur merupakan protein. Dalam air liur terkandung enzim amilase yang berfungsi untuk memecah amilum menjadi maltosa dalam proses hidrolisis dengan pH optimum 6,6.
Kemudian dilanjutkan dengan uji biuret yang berfungsi untuk menyelidiki ada tidaknya protein dalam air liur (ikatan peptida). Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna ungu. Dalam percobaan ini terbentuk larutan ungu (positif) karena memang air liur terdiri atas musin yang merupakan suatu glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat yang terikat secara kovalen. Reaksinya :

Selanjutnya menguji dengan tes millon yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya tirosin dan gugus fenol. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Ternyata dalam percobaan setelah dilakukan tes millon diperoleh larutan keruh dan ada endapan (reaksi positif). Hal ini berarti bahwa air liur mengandung tirosin. Reaksinya :
Uji berikutnya adalah dengan uji mollisch yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat (uji pendahuluan). Dari hasil percobaan ternyata terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas berwarna orange dan lapisan bawah keruh (reaksi positif). Hal ini berarti air liur terdapat karbohidrat.
2.      Uji air liur yang disaring
Uji ini dilakukan dengan menggunakan H2SO4 encer yaitu menetesi air liur yang telah disaring  dengan H2SO4 encer, dari perlakuan tersebut timbul sedikit endapan dan warna larutan tetap bening, adanya endapan putih ini menunjukkan uji positif terhadap air liur dan membuktikan air liur mengandung protein.
Selain uji protein juga dilakukan tes sulfat dan tes fosfat. Tes sulfat dilakukan dengan menambahkan HCL dan BaCl2. Setelah ditambah HCL dan BaCl­2 air liur menjadi keruh dan ada endapan putih. Adanya endapan putih tersebut menunjukkan uji positif terhadap air liur dan membuktikan kalau air liur mengandung sulfat.
Selanjutnya dilakukan tes fosfat pada air liur yaitu dengan menambahkan urea 10% sehingga larutan berwarna jernih kemudian ditambah dengan reagen molibdat dan didapat larutan menjadi kuning keruh. Langkah selanjutnya menambah FeSO4. Penambahan FeSO4 ini bertujuan untuk membentuk kompleks. Warna larutan yang kuning keruh tersebut menunjukkan bahwa air liur mengandung fosfat dalam bentuk ortofosfat.
Sesuai dengan reaksi dibawah ini :
3.      Hidrolisis pati oleh air liur
Pada percobaan hidrolisis pati ini dilkukan dengan menambahkan 10 ml larutan pati 1% ke dalam air liur yang sudah disaring dari perlakuan ini didapat larutan yang sedikit kental, kemudian memanaskannya dalam penangas air dengan suhu 37C. Hal tersebut dilakukan karena hampir semua enzim mempunyai aktivasi optimal pada suhu 30C - 40C dan akan mengalami denaturasi pada suhu 45C. Pada umumnya semakin tinggi suhu maka laju reaksi semakin cepat karena energi semakin besar dan melampaui energi aktivasinya. Akan tetapi enzim merupakan suatu protein sehingga semakin tinggi suhu proses aktivasi enzim ini juga meningkat. Pengaruh suhu yang terlalu tinggi dapat mempercepat pemecahan atau kerusakan enzim, demikian juga sebaliknya.
Dalam percobaan, air liur ditambahkan pati dan diletakkan pada penangas kemudian tiap menit larutan tersebut diteteskan pada piring spot test yang telah ditetesi iodin, awalnya larutan berwarna ungu kehitaman kemudian pada menit ke-22 warna ungu yang terbentuk menjadi hilang. Viskositas
4.       Pengaruh pH
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amylase dalam hidrolisis pati. pH maksimum enzim amylase adalah 6,9 dan dapat bekerja pada pH 6,7 – 7,2dan sebagai pengaktif diperlukan ion Cl-
Langkah percobaan ini adalah dengan menambahkan 2 ml larutan pati 1% dan 2 ml air liur pada tiap tabung reaksi dan tiap tabung reaksi diisi dengan :
·         2 ml HCl pH 1
·         2 ml asam laktat pH 5
·         2 ml air suling pH 7
·         2 ml Na2CO3 pH 9
Kemudian memasukkan ke dalam penangas selama 15 menit  dan setelah itu larutan disaring dan dibagi menjadi 2 bagian untuk dilakukan uji iodin dan uji benedict. Uji iodin bertujuan untuk mengetahui adanya glukosa  yang ditandai dengan berwarna kuning. Sedangkan uji benedict bertujuan untuk menunjukkan adanya fruktosa yang ditandai dengan berwarna biru.

Hasil yang diperoleh adalah :
Larutan
Uji iodin
Uji Benedict
HCl pH 1
Berwarna kuning (+)
Berwarna biru (+)
Asam laktat pH 5
Berwarna kuning(+)
Berwarna biru (+)
Air suling pH 7
Berwarna kuning(+)
Berwarna biru(+)
Na2CO3 pH 9
Biru jernih (-)
Biru jernih (+)

Dari hasil percobaan diatas hampir semua larutan dengan pH yang berbeda – beda menunjukkan hasil positif terhadap uji benedict maupun uji iodin. Hal ini menunjukkan bahwa  pH tidak begitu berpengaruh terhadap kerja enzim. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa pH sangat mempengaruhi kerja enzim.  Dimana :
·         Pada kondisi asam : kerja enzim amylase terhenti
·         Pada kondisi netral : kerja enzim amylase berfungsi dengan baik
·         Pada kondisi basa : kerja enzim amylase cukup aktif.












VII.     KESIMPULAN

1.        Air liur bersifat basa, mengandung protein, karbohidrat, tripsin dan ion phospat dengan pH 8
2.        Perubahan pH mengakibatkan air liur terhidrolisis, sehingga menghasilkan endapan kuning dan pada tes benedict dihasilkan warna biru.
3.        Air liur mengandung tirosin yang ditandai adanya endapan putih saat tes mllon.
4.        Air liur mengandung protein (asam amino) yang mengandung ikatan peptida (uji positif biuret) dan mengandung gugus fenol (uji positif dengan millon)
5.        Berdasarkan uji molisch, air liur mengandung karbohidrat.
6.        Pati terhidrolisis oleh enzim amilase dalam air liur.
7.        Berdasarkan uji positif H2SO4 encer, air liur mengandung ion organik seperti Ca2+, K+, dan Mg2+
8.        Air liur mengandung phospat, tetapi tidak mengandung sulfat.
9.        Air liur mengandung enzim ptyalin yang dapat menghidrolisis pati menjadi gula sederhana, yang optimum pada kondisi netral/ sedikit asam.
10.    Reaksi pada uji biuret :

11.    Reaksi tes Millon :




VIII.  DAFTAR PUSTAKA

·         Fessenden dan Fessenden .1996. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
·         Poedjiati, Anna. 1994. Dasar – dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
·         Subrata,Ganda. 1989. Penuntun Laboratorium Klinis. Jakarta : PT. Dian Rakyat
·         Sugiharto. 1989. Biokimia. Jakarta : Erlangga
·                                     Tim Dosen. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia I. Surakarta : Laboratorium Kimia FKIP UNS 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar